Monday, February 4, 2013

CONCERNING GALADRIEL



oleh Poppy D. Kartadikaria


Galadriel, atau Altariel dalam bahasa Quenya, yang berarti radiantly-garlanded-maiden, adalah penguasa Lorien. Dia adalah putri Finarfin dari kaum Noldor (putra Raja Finwe dan Indis dari kaum Vanyar) dan Earwen dari kaum Teleri (putri Raja Olwe). Bagaimana Galadriel bisa menguasai Lorien? Bagaimana dia bertemu dengan Celeborn? Sejarah Galadriel terdiri dari berbagai konsep yang dibuat oleh Tolkien setelah dia selesai menulis LOTR.

The History of Galadriel and Celeborn


First Conception:

Konsep pertama yang dibuat Tolkien menyatakan bahwa ‘Galadriel went east over the mountains from Beleriand alone, before the end of First Age and met Celeborn in his own land of Lorien.’

Pernyataan itu dikatakan dalam sebuah tulisan yang tidak dipublikasikan dan mendasari kalimat Galadriel kepada Frodo di Fellowship of the Ring, dimana dia berkata bahwa Celeborn “has dwelt in the West since the days of dawn, and I have dwelt with him years uncounted; for ere the fall of Nargothrond or Gondolin I passed over the mountains, and together through the ages of the world we have fought the long defeat.”

Bisa disimpulkan bahwa Celeborn adalah elf Nandorin (bagian dari elf Teleri yang menolak menyeberangi Misty Mountains dalam Great Journey dari Cuivienen).

Tapi dalam Appendix B LOTR dinyatakan versi lain: di awal Second Age ‘In Lindon south of the Lune dwelt for a time Celeborn, kinsman of Thingol; his wife was Galadriel, greatest of Elven women.’

Dan di catatan dalam kisah The Road Goes Ever On (1968, p.60) dikatakan bahwa Galadriel “passed over the Mountains of Eredluin with her husband Celeborn (one of the Sindar) and went to Eregion.”


Second Conception:

Di The Silmarillion disebutkan Galadriel bertemu dengan Celeborn di Doriath (bahwa Celeborn adalah kerabat Raja Thingol) dan mereka berdua adalah Eldar yang tetap berada di Middle-earth setelah First Age.

Alasan mengapa Galadriel tetap tinggal di Middle-earth bervariasi. Di The Road Goes Ever On disebutkan “After the overthrow of Morgoth at the end of the First Age a ban was set upon her return, and she had replied proudly that she had no wish to do so.” Tidak ada pernyataan sejelas itu di LOTR tapi dalam sebuah surat yang ditulis oleh Tolkien tahun 1967 dia menyatakan:

‘The Exiles diizinkan untuk kembali kecuali beberapa pelaku utama pemberontakan, di mana saat kisah LOTR terjadi hanya Galadriel yang masih ada. Pada saat Lament in Lorien (Namarie) dia menganggap larangan itu berlaku untuk selamanya. Maka dia menyelesaikan lament-nya dengan harapan dan permintaan agar Frodo diberi tempat kehormatan di Eressea, pulau terpencil dekat Aman, meski baginya tempat itu terlarang. Doanya dikabulkan dan larangan baginya juga dicabut, sebagai hadiah atas perjuangannya melawan Sauron, dan di atas segalanya adalah karena dia telah lulus ujian dengan menolak Ring of Power saat Frodo memberikannya kepadanya.’

Konsep di atas belum diciptakan saat bab ‘Farewell to Lorien’ dibuat beberapa tahun sebelumnya.


Third Conception:

Dalam sebuah philological essay, kisah tentang Galadriel sedikit berbeda. Konsep itu ditulis setelah The Road Goes Ever On dipublikasikan.

Dikisahkan bahwa Galadriel tidak menyukai Feanor karena dengan kemampuannya melihat benak seseorang dia mengetahui ada kegelapan dalam jiwa Feanor, yang tidak lain adalah pamannya sendiri. Namun Galadriel juga memimpikan daerah kekuasannya sendiri, di mana dia dapat memerintah tanpa campur tangan para Valar. Maka saat terjadi pemberontakan kaum Noldor terhadap para Valar dia mengikuti jejak Feanor, menuju Middle-earth untuk mencari daerah kekuasan.

Meskipun dia ikut memerangi Feanor yang menyerang kaum Teleri (kaum ibu Galadriel) untuk mencuri kapal-kapal mereka di Alqualonde, dia tetap meninggalkan Valinor, kali ini dengan tekad untuk mengikuti Feanor kemana pun dia pergi, untuk menjegalnya.

Keangkuhannya membuat Galadriel memutuskan untuk menolak pemberian maaf para Valar setelah dia ikut berjuang mengalahkan Morgoth dan tetap tinggal di Middle-earth. Keputusannya untuk meninggalkan Valinor dan menetap di Middle-earth dipengaruhi oleh kenyataan bahwa dia berkerabat dengan King Thingol of Doriath di Beleriand.

Dua age kemudian barulah Galadriel menemukan Ring of Power yang dapat mewujudkan hasratnya sewaktu muda: berkuasa di Middle-earth. Namun dalam usianya kini ia telah bertambah bijak dan dia menolaknya, maka dia kemudian meninggalkan Middle-earth.

Kisah di atas tidak dipaparkan dalam Silmarillion. Dalam essay ini kemudian dikisahkan meski dia disebut Nerwen (man-maiden, karena tubuhnya yang sangat tinggi) oleh ibunya dan dipanggil Artanis (noble woman) oleh ayahnya, dia memilih Galadriel sebagai nama Sindarinnya “for it was the most beatiful of her names, and had been given to her by her lover, Teleporno of the Teleri, whom she wedded later in Beleriand.” Teleporno adalah Celeborn.


Fourth Conception:

Kisah yang lain sama sekali, yang tidak pernah dipublikasikan, terdapat dalam catatan yang diselesaikan Tolkien beberapa saat sebelum kematiannya.

Dikisahkan bahwa Galadriel memang ingin pergi dari daratan Aman menuju Middle-earth, tapi bukan karena dipicu oleh pemberontakan kaum Noldor yang diketuai Feanor. Dia hanya ingin mencari petualangan dan sementara menunggu izin dari Manwe dia tinggal bersama kerabat ibunya di Alqualonde. Di sanalah dia bertemu dengan Celeborn (di sini sekali lagi disebut sebagai pangeran kaum Teleri) yang mash sepupunya sendiri. Mereka berdua membuat sebuah kapal untuk berangkat ke Middle-earth bila sewaktu-waktu izin dari Manwe diberikan. Dan di sini juga disebutkan bahwa Manwe tidak pernah melarang mereka pergi dari Valinor.

Pada saat kaum Noldor menyerang kaum Teleri di Alqualonde, Galadriel dan Celeborn bertarung melawan Feanor. Galadriel kemudian menganggap Valinor sudah tidak lagi menjadi tempat yang tenteram karena matinya Two Trees of Valinor dan dicurinya Silmarils oleh Melkor (Morgoth). Dia juga ngeri melihat kebrutalan Feanor. Maka tanpa menunggu izin dari Manwe dia dan Celeborn berangkat menuju Middle-earth lebih karena ingin mengawasi Feanor. Karena itulah dia dikutuk oleh para Valar dan dilarang kembali ke Valinor.

Pernyataan Celeborn sebagai kaum Teleri bertentangan dengan yang dikisahkan di Silmarillion, The Road Goes Ever On dan di Appendix B LOTR. Kisah terakhir ini mungkin dibuat untuk menegaskan bahwa Galadriel berangkat ke Middle-earth secara terpisah dengan Feanor dan tidak ambil bagian dalam pemberontakan kaum Noldor.


Sumber: Unfinished Tales, Silmarillion, Appendix B LOTR

No comments:

Post a Comment